Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Sungai yang Sedih

Gambar
Tangisan yang Tak Terdengar Tangisan yang Tak Terdengar Di sudut dunia yang dahulu indah, sebuah sungai mengalir melewati hutan dan desa, menjadi sumber kehidupan bagi banyak makhluk. Airnya dulu sebening kaca, memantulkan cahaya matahari dalam kemilau emas, menari bersama angin yang membelai lembut permukaannya. Ia adalah rumah bagi ikan-ikan kecil yang berenang riang, tempat burung-burung singgah menghilangkan dahaga, dan sahabat bagi manusia yang bergantung padanya. Namun, semua itu kini tinggal kenangan. Sungai tidak lagi jernih. Ia tidak lagi bercahaya. Airnya berubah keruh, berbau busuk, penuh dengan sampah plastik yang terapung tanpa arah. Minyak hitam menggenang di permukaan, menciptakan lapisan yang mencekik kehidupan di dalamnya. Ikan-ikan pergi, menghilang tanpa jejak. Burung-burung tidak lagi datang. Dan manusia? Mereka hanya menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan.

Katak yang Ingin Terbang

Gambar
Impian Sang Katak Impian Sang Katak Di tepi sebuah danau yang menyilaukan di bawah sinar mentari pagi, tergurat di antara semak belukar di hutan yang rimbun, hiduplah seekor katak kecil bernama Kiko . Sejak kecil, Kiko merasa berbeda dari katak-katak lainnya. Sementara teman-temannya lebih menikmati melompat-lompat, mencari serangga, dan bermain di antara genangan air, Kiko selalu memandang ke langit dengan takjub. Setiap pagi, ketika embun baru saja menyelimuti dedaunan, Kiko duduk di pinggir kolam dan memandangi burung-burung yang terbang di atasnya. Dengan mata yang berbinar dan penuh harapan, ia sering bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa aku harus selalu melompat? Bukankah indah jika aku dapat terbang, melayang bebas di angkasa?"

Gajah Kecil yang Takut Air

Gambar
Enggan Menyentuh Air Enggan Menyentuh Air Di tengah hutan yang lebat dan penuh kehidupan, hiduplah seekor anak gajah bernama Gani. Ia adalah gajah kecil yang unik, bukan karena ukurannya atau warna kulitnya, tetapi karena ketakutannya yang begitu besar terhadap air. Meskipun ia tumbuh di antara kawanan gajah yang senang bermain di sungai, berendam, dan menyemburkan air dari belalai mereka, Gani selalu menjaga jarak. Setiap kali teman-temannya berlari menuju sungai untuk bermain, Gani justru mundur perlahan, mencari alasan untuk tetap berada di daratan kering. Ia menyaksikan mereka tertawa riang, bermain cipratan air, dan sesekali berenang dengan gembira, tetapi hatinya selalu dipenuhi kecemasan.